Tidak seperti kebanyakan pura di Bali, Pura Dalem Jawa memiliki keunikan tersendiri. Pura yang identik dengan tempat pemujaan masyarakat yang beragama hindu malah memiliki tempat sembahyang umat islam. Yaitu, keberadaan bangunan musholla di dalam pura.
Bicara mengenai pura, memang sangat kental dengan Bali. Mayoritas penduduknya memeluk agama hindu. Hal ini membuat tempat sembahyang yang paling menonjol adalah pura.
Tapi ada yang berbeda jika berbicara mengenai pura yang dikenal juga dengan sebutan Pura Dalem Jawa Penataran Agung ini. Perbedaannya terletak pada pembangunan musholla tepat di dalam pura ini. Lantas kondisi ini menandai adanya kerukunan antara umat beragama.
Sekilas Mengenai Pembangunan Musholla Dalam Pura
Musholla atau langgar ini dibangun bukan tanpa sebab. Awal mula dibangunnya musholla lantaran ada ilham untuk membangunnya. Tepatnya ilham ini didapatkan oleh adik kandung I Dewa Mas Banutin.
Sejarah mencatat jika dulunya saudara kembar Raja Blambangan Pangeran Mas Sepuh yang bernama I Dewa Mas Wilis terdampar di Kusamba. Beliau yang merupakan tahanan Belanda mampu melarikan diri ke kawasan tersebut.
Beliau yang lari lantas pergi ke Kerajaan Gelgel. Raja Gelgel yang punya kekerabatan dengan Raja Blambangan menerimanya. Lantas menghadiahkan I Dewa Mas Wilis sebidang tanah beserta ratusan pengikut di Bunutin.
Di tanah ini, beliau membangun sebuah Puri dengan nama kerajaan Bunutin. Beliau memiliki dua istri. Dan dari permaisurinya dikarunia dua putra bernama I Dewa Mas Blambangan dan Mas Bunutin.
Ketika wafat, kerajaan diambil alih oleh Mas Blambangan. Tetapi putranya menderita sakit yang sulit untuk disembuhkan. Lamanya sampai 5 tahun berturut-turut.
Prihatin dengan keadaan sang kakak, Mas Bunutin melakukan ritual khusus. Di dalam ritualnya, beliau mendapatkan ilham untuk membuat langgar di Mrajan Agung.
Sebelum membangunnya, beliau berembug sampai akhirnya disetujui oleh kerajaan Gelgel. Tapi 3 saudaranya yang dari selir tidak menyetujui. Meskipun begitu, niatan ini tetap terlaksana sampai akhirnya musholla selesai dibangun.
Menariknya, ketiga saudaranya ini pergi menuju Gelgel. Kemudian sang kakak yang menderita sakit berkepanjangan akhirnya sembuh. Tepatnya setelah musholla/langgar di Pura Dalem Jawa dibangun.
Keunikan Dari Pura Dalem Jawa
Sebagai salah satu pura berisi bangunan Langgar, tentu saja ini menjadi perpaduan budaya yang sangat kontras. Tapi hasilnya sangat baik dan terus berkelanjutan. Arsitek bangunannya khas dengan budaya Bali. Tetapi disisipkan dengan tempat sembahyangnya umat islam.
Ketika dijadikan sebagai tempat sembahyang, pemanfaatan daging babi dihilangkan. Daging yang digunakan untuk ritual adalah ayam ataupun itik. Ini menandai kalau ritualnya memang tidak menyalahi aturan dalam islam.
Perbedaan ini sudah menjadi hal yang sangat ditolerir di masa lampau. Kini, perbedaan ini nyatanya cukup baik untuk menunjukkan kerukunan antar umat beragama.
Bagi Anda yang memang berencana untuk memahami seperti apa kerukunan yang sesungguhnya, Anda bisa mengambil pelajaran dari sini. Tentunya sambil memahami betapa indahnya saling rukun.
Lokasi pura sendiri berada di Desa Bunutin Kec Bangli Kab Bangli, Bali. Anda yang memiliki agenda liburan di Bangli bisa memasukkan kawasan ini sebagai kunjungan teratas. Setidaknya, Anda akan mengenal sejarah masa lampau yang memiliki nilai-nilai penting dalam kerukunan antar umat beragama.
Itulah gambaran tentang keunikan dari sejarah pura dalem masa lampau. Apabila Anda penasaran dengan sejarah dan konsep bangunannya, Anda bisa mengagendakan kunjungan ke Pura Dalem Jawa di hari libur bersama keluarga.