Istana Tampak Siring, Obyek Wisata Bersejarah di Pulau Dewata

Istana Tampak Siring menjadi destinasi yang wajib Anda kunjungi ketika berlibur di pulau Dewata, Bali. Pulau Bali memang selalu memberikan kepuasan bagi para wisatawan dengan keindahan alam yang dimilikinya. Bukan saja pesona alam yang mempesona, Bali juga memiliki destinasi wisata bersejarah yang menyimpan banyak misteri menarik untuk dikupas.

via 1001wisata.com

Asal Usul Istana Tampak Siring

Istana yang diprakarsai oleh Ir. Soekarno ini dibangun setelah kemerdekaan Indonesia. Kala itu, beliau ingin memiliki tempat untuk beristirahat dengan sejuk, damai dan cocok untuk menjamu para tamu negara. Kemudian, dibangunlah istana yang mempesona ini.

baca juga : Mari Berenang di Permukaan Laut Tanjung Benoa

Istana ini dibangun pada ketinggan 700 meter dari permukaan laut. Arsitektur dari R.M. Soedarsono ini melewati beberapa tahap pembangunan. Tahap pertama dilakukan pada tahun 1957 hingga 1963. Istana ini memiliki empat gedung, yaitu wisma bima, wisma negara, wisma yudhistira dan wisma negara.

Anda akan disambut rusa-rusa yang menggemaskan ketika memasuki gerbang istana. Anda bisa memberikan makanan berupa dedaunan yang tersedia di istana. Rusa-rusa tersebut adalah binatang yang jinak sehingga mudah bagi Anda untuk memberikan makan pada mereka.

baca juga : Wisata Marine Walk Atau Jalan – Jalan di Bawah Tanjung Benoa

Kamar tidur dan tempat kerja Ir. Soekarno serta keluarga tamu-tamu negara berada di wisma merdeka yang tidak jauh dengan aula besar. Jika Anda masuk lagi, akan ada jembatan persahabatan di antara kedua wisma yang akan mengantarkan Anda menuju kamar tidur Ir. Soekarno. Beliau menyambut para tamu di wisma Yudhistira. Sedangkan, untuk menginap pengawal-pengawal presiden biasanya digunakan wisma bima.

Misteri dan Legenda Tampak Siring

Konon, kamar Ir. Soekarno selalu berantakan pada pagi hari sehingga perlu dibersihkan setiap pagi. Padahal, kamar ini sudah tidak dipakai. Keanehan juga muncul dari patung anak kecil yang sedang mencabut duri di salah satu kakinya. Pasalnya, kaki yang terangkat selalu berganti, meskipun dengan gaya yang sama. Sampai sekarang belum diketahui mengapa hal tersebut terjadi.

Selain misteri, ada juga beberapa legenda yang menyebar mengenai istana Tampak Siring. Nama istana ini terdiri dari dua kata menurut bahasa Bali, yaitu tampak yang berarti telapak dan siring yang berarti miring. Berdasarkan tulisan yang ditemukan pada daun lontar usana Bali, diketahui bahwa tampak siring menunjukkan telapak kaki seorang raja bernama Mayadenawa yang pandai dan sakti, tapi bersifat angkara murka.

Mayadenawa selalu menganggap dirinya sebagai dewa sehingga menyuruh rakyat untuk menyembah dirinya. Hal ini memicu kemarahan Batara Indra, ia pun mengirimkan bala tentaranya untuk mencari Mayadenawa yang lari ke hutan. Selama pelarian ini, ia memiringkan telapak kakinya untuk mengelabuhi para pengejar agar tidak mengenali tapak kakinya. Namun, hal ini tidak berhasil.

Dengan sisa kesaktian yang dimilikinya, ia menciptakan mata air beracun agar para pengejar itu meminum dan akhirnya terbunuh. Sayangnya, Batara Indra mengetahui rencana ini dan ia menciptakan mata air penawar racun yang diberi nama Tirtal Empu. Kawasan hutan inilah yang kemudian dikenal dengan tampak siring.

Baca juga : Tiket Murah Wakeboard Bali di Pantai Tanjung Benoa Nusa Dua

Jika Anda ingin mengetahui dan merasakan sendiri sejarah atau legenda yang beredar, Anda bisa menjadikan istana Tampak Siring sebagai detinasi wisata yang menyenangkan dan juga bersejarah.