Bali memang dikenal memiliki kekayaan tradisi yang unik dan beragam, salah satunya yaitu budaya megoak-goakan di Sukasada Buleleng Bali. Budaya ini sudah ada sejak dulu dan merupakan warisan budaya dan tradisi yang hingga kini masih terus dijaga kelestariannya. Karena keunikan gelarannya, budaya adat ini bahkan sukses menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung setiap kali pementasannya.
Tradisi Budaya Megoak-Goakan
Menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, pagelaran budaya adat rakyat Bali memang selalu mampu meningkatkan eksistensi Bali dalam bidang pariwisata. Hal ini membuktikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata paket lengkap. Tidak hanya keindahan alam dan keramahan penduduknya saja namun juga kekayaan budayanya. Termasuk warisan budaya megoak-goakan di Sukasada Buleleng Bali.
Megoak-goakan adalah tarian rakyat yang seringkali dipentaskan saat menjelang Hari Raya Nyepi. Merupakan salah satu jenis permainan tradisional rakyat, pagelaran tradisi yang satu ini hanya dapat dijumpai di Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yakni sekitar 6 km ke arah selatan dari kota Singaraja.
Nama megoak-goakan diambil dari nama Burung Goak (Burung Gagak) yang terilhami dari tingkah burung ini ketika sedang mengincar mangsanya. Tradisi kebudayaan ini adalah pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan raja Ki Barak Panji Sakti sewaktu menaklukkan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur. Sehingga tradisi budaya magoak-goakan ini sangat berkaitan erat dengan rakyat Buleleng.
Terinspirasi dari strategi buruk gagak, raja Ki Barak Panji mengajak para pasukannya bermain permainan ini. Saat permainan, raja menjadi goaknya dan komandan narapraja menjadi pemimpin barisannya. Raja (goak) memperdaya pasukan dengan gesitnya dan bisa menangkap ekor (pemain paling terakhir). Ketentuan dalam permainan ini adalah barisan yang pertama kali menangkap ekor ialah pemenangnya.
Tradisi budaya ini sampai sekarang masih terus dilestarikan dan berkembang menjadi sebuah permainan tradisional. Permainan ini akan ditampilkan satu tahun sekali yaitu pada saat hari raya Ngembak Geni (sehari setelah hari suci Nyepi). Tujuan tradisi ini sendiri adalah untuk membangun dan membakar semangat, memupuk rasa solidaritas antar warga sekaligus menjaga kelestarian budaya.
Lokasi dan Transportasi
Jika ingin melihat pergelaran warisan budaya megoak-goakan, Anda bisa datang ke Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia. Berjarak kurang lebih berkisar 6 km ke selatan dari Kota Singaraja. Cukup mudah untuk dijangkau oleh para wisatawan baik lokal maupun asing. Namun jika masih bingung, aplikasi google maps bisa Anda gunakan untuk menunjukkan letak lokasinya.
Di lokasi ini tersedia beberapa fasilitas dan pelayanan yang ditujukan bagi wisatawan yang berkunjung. Diantaranya yaitu area parkir kendaraan, kamar mandi, tempat untuk istirahat juga rumah makan dan masih banyak lainnya. Akses transportasi menuju tempat ini juga mudah sehingga Anda tidak perlu khawatir masalah perjalanan.
Jika Anda berencana datang dengan membawa kendaraan pribadi, pastikan Anda fokus memperhatikan jalan yang dilewati agar tidak kesasar. Namun jika Anda masih bingung atau ragu, mintalah panduan arah di google maps. Sementara apabila Anda berencana menggunakan kendaraan umum, Anda bisa berhenti di Kecamatan Sukasada. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Desa Panji dengan kendaraan lainnya.
Itulah sedikit informasi mengenai budaya megoak-goakan di Sukasada Buleleng Bali. Sebelum pergi berkunjung ke tempat ini, ketahui lebih dulu kapan pergelaran tradisi ini akan dilakukan mengingat tidak setiap waktu Anda bisa melihatnya. Selain itu, jangan lupa juga untuk memperhatikan kondisi fisik dan kendaraan Anda.